Wasiat adalah memberikan petunjuk kepada orang lain tentang sesuatu yang di dalamnya ada kebaikan dan kemaslahatan, baik ucapan maupun perbuatan atas jihat tapadul dan ihsan, dalam urusan agama atau dunia.
Risalah yang dibawa oleh para rasulullah, semuanya sarat dengan pesan-pesan kepad ummatnya yang pasti di dalamnya terdapat manfaat bagi umat yang melaksanakannya. Sedangkan memberikan wasiyat itu merupakan kewajiban bagi para rasul Allah, baik diminta ataupun tidak.
Suatu ketika seorang laki-laki datang mengahadap Rasulullah saw., ia meminta wasiyat kepada beliau, yang dengan wasiyat itu ia berharap mendapatkan manfaat dari Allah, kemudian Rasulullah saw. memberikan taushiyyahnya:
أَكْثِرْذِكْرَالْمَوْتِ يُسَلِّكَ عَنِ الدُّنْيَاوَعَلَيْكَ بِالشُّكْرِفَإِنَّهُ يَزِيْدُفِى النِّعْمَةِ وَأَكْثِرِالدُّعَاءَ فَإِنَّكَ لاَتَدْرِي مَتَى يُسْتَجَابُ لَكَ وَإِيَّاكَ وَالبَغْيَ فَإِنَّ اللهَ قَدْ قَضَ فَإِنَّهُ مَنْ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللهُ وَقُالَ (يَاأَيُّهَاالنَّاسُ إِنّمَابَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ) وَإِيَّاكَ وَالْمَكْرَ فَإِنَّ اللهَ قَدْ قَضَ إِلاَّيَحِيْقُ الْمَكْرَ السَّيِّئَ إِلاَّ بِأَهْلِهِ.(وصايالرسول والخلفاءالراشدين)
perbanyaklah mengingat kematian, akan melepaskan kamu dari (cengkraman dunia). Hendaklah kamu bersyukur, akan menambah kenikmatan bagimu. Perbanyaklah berdoa, karena kamu tidak tahu kapan akan diijabah. Dan janganlah kamu melakukan bagyun (kelaliman), karena Allah telah menetapkan, bahwa siapa pun yang dizalim akan ditolong oleh Allah. Firman Allah (Wahai manusia sesungguhnya (akibat jelek) bagyun kamu akan menimpa kamu). Dan jangan melakukan makar (rencana jahat), karena Allah telah menetapkan, bahwa tidak ada perbuatan makar, kecuali akan kembali kepada pelakunya. Wasoya Rasulullah wal Khulafair Rasyidin:44)
Jika kita perhatikan dari wasiyat beliau ini, terdapat tida bentuk perintah dan dua bentuk larangan.
Pertama, beliau wasiyatkan kepada orang itu agar banyak mengingat kematian, manfaatnya adalah agar bisa melepaskan diri dari cengkraman dunia.
Cengkraman dunia merupakan belenggu bagi manusia. Jika sudah terbelenggu, biasanya sulit untuk melepaskan diri, karena perasaan dan pikiran akan selalu terpokus kepada dunia. Bagaimana cara mendapatkannya, dan bagaimana cara mempertahankannya, menambahinya sehingga tidak ada waktu luang untuk beribadah kepada Allah. Jika tidak ada waktu luang untuk beribadah, dan untuk mengadukan segala persoalan kepada yang Mahakuasa, maka segala beban itu akhirnya harus ditanggung sendiri.
Hari demi hari tiada yang diinginkan kecuali dunia, sementara itu ia lupa bahwa tidak ada hari yang berganti, kecuali kekuatan dirinya untuk memikul terus berkurang, dan tiada yang terpikirkan, kecuali bagaimana cara mendapatkan dunia ini, sedangkan kemampuan berpikir terus melemah, akhirnya cengkraman dunia makin kuat dan beban yang harus dipikul makin berat, sedangkan tenaga makin lemah. Ini hakikatnya merupakan siksaan, dan ini merupakan kemelaratan, karena itu Rasulullah saw. memberikan pesan yang isinya untuk melepaskan manusia dari kemelaratan ini, yaitu dengan seringnya mengingat kematian.
Dalam mengingat kematian ada kekuatan untuk melepaskan cengkraman ikatan dunia selembar demi selembar. Dengan demikian akan terbukalah peluang untuk beribadah, dan terbuka pula peluang untuk mengadukan segala persoalan kepada yang Mahakuasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : عَنِ النَّبِيِّ صلعم قَالَ: أِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: يَاابْنَ ﺁدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأَْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأَْ تُ يَدَيْكَ سُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ (رواه الترمذي و الحاكم)
Wahai anak Adam! Luangkanlah waktu untuk beribadah kepada-Ku, Aku akan penuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku tutupi kefaqiranmu, jika tidak, maka Aku akan penuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutupi kefaqiranmu. H.r. At-Tirmidzi
Yang kedua pesan beliau, agar banyak bersyukur, karena di dalamnya terdapat kenikmatan yang hakiki, dan seorang akan merasakan nikmat itu tatkala ia bersyukur.
Namun sebaliknya, apabila tidak bersyukur, maka kenikmatan itu tidak akan bisa dirasakan. Karena itu manfaatnya banyak bersyukur, hakikatnya untuk melanggengkan kenikmatan yang diberikan oleh Allah.
Yang ketiga pesan beliau adalah agar banyak berdoa, karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan doa itu akan diijabah. Mungkin saja kenikmatan yang dirasakan hari ini, baik yang bersifat duniawi maupun ikhrawi merupakan hasil dari doa yang terdahulu.
Doa itu merupakan ibadah, di dalam doa itu ada harapan, yang harapan ini tidak sebatas dunia, tapi sampai akhirat, dan dengan harapan itu melahirkan semangat dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Bagaikan seorang petani yang menaburkan benih yang baik dan selalu dipelihara, tentu saja pekerjaan itu ia lakukan disertai harapan bahwa pada suatu hari kelak dapat menuai hasilnya. Harapan inilah yang melahirkan semangat melangkah menuju lahan kebunnya.
Yang keempat, beliau berpesan agar jangan melakukan bagyun (melewati batas). Yang dimaksud bagyun disini dalam arti berbuat lalim terhadap sesama manusia. Allah swt. telah menetapkan bahwa Dia akan menolong orang yang dizalim, sedangkan akibat perbuatan lalim itu pasti akan kembali kepada pelakunya. Sedangkan orang yang dizalim doanya tidak terhalang.
Salah satu pesan Rasululah SAW. Kepada Muadz bin Jabal tatkala beilau mengutusnya ke Yaman:
إِتَقِ دَعْوَةَالْمَدْلُوْمِ فَإِنَّهَالَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ(رواه البخارى)
Hati-hatilah akan doanya orang yang dizalim , sebab bagainya tidak ada penghalang antara dia dengan Allah. H.r. Al-Bukhari
Yang kelima adalah agar Jangan berbuat makar, yaitu merencanakan untuk melakukan kejahatan. Bagaimana rapi suatu rencana jahat seseorang atau satu keompok, pasti diketahui oleh Allah, dan Allah pasti akan membalas rencana jahat manusia, sedangkan tidak ada yang paling tahu dan paling baik dalam membalas makarmanusia kecuali Allah swt.
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ ࣖ
Orang-orang kafir itu membuat makar (tipu daya), dan allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (q.s Ali Imron:45).
اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ۚ فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ ۚ فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Karena kesombongan mereka di muka bumi dan karena rencana mereka (yang jahat), Rencana jahat itu tidak akan menipa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-natikan melainkan (berlakunya) sunah Allah (yang telah berlaku) kepada orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan dapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak pula akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah (q.s Fathir:43)
Orang-orang musyrikin (Yahudi dan Nasroni) bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka petunjuk, pastilah mereka jadi orang yang paling baik di antara umat-umat yang ada, namun sumpah mereka itu dusta belaka, sedang di dalam hatinya mereka merncanakan untuk menghacurkan agama dan membunuh nabi. Allah tidak membiakan tipu daya mereka dan Allah membalas tipu daya mereka dengan azab. Andaikan di dunia belum mereka rasakan azab itu, namun di akhirat kelak pasti mereka merasakannya,
Dalam kalam arab dikatakan ;
مَنْ حَفَرَ لاَِخِيْهِ جُبًّاوَقَعَ فِيْهِ مُنَكِّبًا.(المراغى 22: 140)
Siapa yang mengali sumur yang dalam ( untuk menjerumuskan saudarahnya ), maka dialah yang (akhirnya) terperosok ke dalam sumur itu” (Almaroghi, 22:140)